Hidup Benar di Hadapan Allah       Injil yang dibacakan untuk kita pada Minggu Biasa ke 30 hari ini menampilkan sebuah perumpamaan yang sangat sederhana namun mengandung makna rohani yang mendalam, tentang dua orang yang berdoa: seorang Farisi dan seorang pemungut cukai. Keduanya datang ke Bait Allah. Keduanya berdoa. Namun hanya satu orang yang dibenarkan oleh Allah.      Si Farisi memuji dirinya sendiri, merasa lebih baik dari orang lain. Sementara si pemungut cukai hanya berani berkata: “ Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini. ” Namun Yesus kemudian menegaskan bahwa justru doa sang pemungut cukai inilah yang dibenarkan oleh Allah, karena ia datang dengan kerendahan hati dan kejujuran hati. Kerendahan hati berarti menyadari siapa kita di hadapan Allah, lemah, rapuh, dan selalu membutuhkan belas kasih-Nya. Sementara itu kejujuran hati adalah keberanian untuk datang kepada Allah apa adanya, tanpa pura-pura rohani, membawa luka dan dosa kita dala...