Buletin KKIA April 2024

Hidup Bersatu dengan Kristus

Kita baru saja merayakan hari Minggu panggilan di mana kita sekalian diajak untuk merefleksikan panggilan hidup kita mengikuti Yesus Sang Gembala Baik. 

Bacaan pertama di hari Minggu Paskah ke 5 ini mengajak lagi kita untuk melihat bagaimana perjalanan “hidup baru” (baca: panggilan) yang dialami Paulus. Perubahan hidup Paulus setelah perjumpaannya dengan Yesus ternyata tidak serta merta menjadikannya bagian dalam kelompok para murid Kristus pada waktu itu. Sebagian besar para pengikut Kristus masih meragukan dan bahkan mungkin takut untuk menerima Paulus. Ini merupakan hal yang wajar, mengingat keterlibatan Paulus dalam peristiwa-peristiwa yang telah menimpa para pengikut Kristus di Yerusalem: kematian Stefanus, pengejaran dan penangkapan orang-orang yang percaya untuk kemudian dipenjarakan. Situasi ini tentu juga mempengaruhi Paulus. Tidak dapat disangkal kalau Paulus sendiri pun mengalami pergolakan batin. Namun pertobatan Paulus adalah total. Ia membuktikan pertobatannya dengan pekerjaannya. Keberaniannya dalam bersaksi tentang Kristus yang bangkit, dan semangatnya dalam mewartakan Injil menjadikan dirinya sebagai seorang rasul yang dikagumi dan patut untuk diteladani. Dan segala sesuatu yang dicapai oleh Paulus ini tentu tidak terlepas dari peran serta dan keyakinannya akan bantuan dari Kristus sendiri.

Kisah Paulus ini mengingatkan kita akan sabda Yesus dalam Injil hari ini tentang DiriNya sebagai pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Kesatuan hidup yang kita bangun dalam Kristus akan membuat kita menjadi kuat (hidup) dan akhirnya menghasilkan buah yang berlipat ganda.  Marilah kita senantiasa membangun relasi yang akrab dan intim dengan Yesus Sang Pokok Anggur, karena hanya dalam kesatuan denganNya sajalah kita akan memperoleh hidup.


Oleh Romo Roy Noeng, CSsR

KENAIKAN YESUS KRISTUS DAN PENTAKOSTA

Sebelum kita mengakhiri rangkaian Masa Paskah, kita merayakan dua perayaan sangat penting dalam Gereja, yakni Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga dan Hari Raya Pentakosta.

1. Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga.

Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari antara  orang mati, Yesus naik ke surga. Yesus telah dipermuliakan oleh Bapa sesudah Ia melaksanakan tugas-Nya di dunia ini. Dengan demikian Dia naik ke surga dan "Duduk di sebelah kanan Bapa" (KGK 132). Kenaikan-Nya ke surga menggambarkan langkah masuk yang definitif dari kodrat manusiawi dalam kemuliaan Allah Bapa di surga. Dia sebagai Kepala Gereja mendahului kita masuk ke dalam kerajaan kemuliaan Bapa, supaya kita semua sebagai anggota Tubuh-Nya dapat hidup dalam harapan, sekaligus juga akan hidup bersama Dia selama-lamanya. Dia naik ke surga, bukan berarti Dia meninggalkan kita. Dia tetap hadir dalam hidup kita melalui Roh Kudus yang kita terima pada perayaan Pentakosta. Santo Agustinus berkata "Ia tidak meninggalkan surga, ketika Ia turun dari surga kepada kita; dan Ia tidak meninggalkan kita ketika Ia naik lagi ke surga." Konsili Vatikan II mengatakan: “Karya penebusan umat manusia dan pemuliaan Allah yang sempurna itu telah diawali dengan karya agung Allah di tengah umat Perjanjian Lama. Karya itu diselesaikan oleh Kristus, terutama dengan misteri Paska: sengsara-Nya yang suci, kebangkitan-Nya dari alam maut dan kenaikan-Nya dalam kemuliaan. Dengan itu, Yesus Kristus ‘menghancurkan maut kita dengan wafat-Nya dan membangun kembali hidup kita dengan kebangkitan-Nya’.”

 2. Hari Raya Pentakosta.

 Lima puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, kita merayakan Pentakosta (PentÄ“kostÄ“: lima puluh). Dalam perayaan ini, para rasul (dan kita juga) menerima Roh Kudus yang menerangi hati dan pikiran kita, juga menghibur kita. Roh Kudus adalah Roh Allah Bapa dan Putra, namun yang berbeda dengan Allah Bapa dan Putra dalam tugas-Nya. Tugas-Nya mengajarkan kebaikan dan mengingatkan kita akan semua tentang ajaran Kristus Sang Putera (Yoh 14:26). Kita percaya akan Roh Kudus, maka akibatnya kita, 1) percaya akan Allah Tritunggal, 2) percaya Gereja dibimbing oleh Roh Kudus sehingga iman, pengharapan dan kasih di dalam Gereja tidak hilang, 3) percaya akan adanya penyelenggaraan Ilahi dalam hidup ini. Roh Kudus memberikan kita tujuh karunia: Kebijaksanaan, Pengertian, Pengetahuan, Nasihat, Kekuatan, Kesalehan, Takut akan Allah.  Dengan turunnya Roh Kudus, kita semua beroleh kekuatan sebagaimana Kristus telah janjikan: “Aku akan meminta kepada Bapa, supaya kamu sekalian beroleh Roh Penolong, yaitu Roh Kebenaran yang senantiasa bersamamu (Yoh 14:16-17). Roh Kudus mengajarkan seluruhnya kepada kita, mengingatkan kita akan apa yang telah disabdakan oleh Kristus kepada kita (Yoh 14:26).

Oleh Romo Daniel Sitanggang, OFM Cap

Comments

Popular posts from this blog

Foto-Foto Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-78 KKIA

Foto-Foto Piknik OMK KKIA Maret 2023

Foto-Foto Perayaan Natal KKIA Desember 2023