Buletin KKIA April 2025
Kerahiman Ilahi yang Menyembuhkan dan Memerdekakan
Pertama-tama,
mewakili para pengurus KKIA dan para romo, saya ingin mengucapkan Salam
Sukacita Paskah buatmu semua.
Hari ini,
seminggu setelah Paskah, kita merayakan pesta Kerahiman Ilahi. Pembicaraan
tentang kerahiman Ilahi, adalah pembicaraan tentang kasih Allah. Kasih yang
tidak bersyarat, kasih yang tidak menuntut kesempurnaan kita, kasih yang justru
datang dan merangkul kita di saat kita masih lemah, ragu bahkan berdosa.
Kasih ilahi
ini mempunyai daya yang memulihkan dan menyembuhkan, seperti dalam Kisah Para
Rasul hari ini. Melalui Petrus dan para rasul, Allah menyalurkan kasih
kerahimanNya, menyembuhkan banyak orang yang sakit. Ini bukan soal kekuatan pribadi Petrus,
melainkan tentang Allah yang bekerja
melalui manusia biasa, manusia
yang pernah menyangkal Yesus, tetapi kemudian dipulihkan oleh kasih-Nya.
Sementara itu dalam pengalaman Tomas,
kerahiman ilahi itu mempunyai daya yang memulihkan keraguan hati dan iman. Di
hadapan Tomas, Yesus meyakinkannya: “Taruhlah
jarimu di sini… jangan tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Pengalaman Petrus dan para rasul serta
Tomas yang kita dengarkan hari ini mengundang kita untuk mewartakan kerahiman
Allah kepada orang-orang di sekitar kita dengan hidup dan pelayanan kita. Penebusan
Kristus yang kita alami dalam peristiwa paskah haruslah menjadi penggerak bagi
kita untuk ikut terlibat dalam proyek keselamatan Allah bagi dunia. Seperti
Tuhan yang tidak menolak Petrus atau Tomas, Dia pun tidak akan menolak kita
yang lemah ini. Apa yang dibutuhkan dari kita adalah iman yang tulus dan
sejati, yang bukan pertama-tama tentang melihat bukti, tetapi percaya pada
Pribadi yang telah bangkit dan hidup bersama kita. Tuhan memberkati.
Romo Roy Noeng, CSsR
Siapa Paus Bagi Kita?
Paus Fransiskus baru saja meninggalkan kita. Lalu muncul pertanyaan di pikiran kita: Siapa paus bagi kita? Menurut paham ekklesiologis, ada beberapa penjelasan singkat.
- Paus sebagai Wakil Kristus di dunia. Paus adalah wakil Kristus di bumi, memimpin Gereja dan menegakkan ajaran-ajaran Kristus. Petrus dan para paus penggantinya ditugasi Yesus yang bangkit untuk menggembalakan domba-domba-Nya (umat Allah) (Luk 22:1-14).
- Penerus Santo Petrus: Gereja Katolik percaya bahwa Paus adalah penerus langsung dari Santo Petrus, yang diangkat oleh Yesus sebagai dasar gereja (Mat 16:19).
- Paus sebagai Uskup Roma: Paus memegang jabatan Uskup Roma, yang berarti pemimpin Gereja di Roma dan seluruh dunia. Sebagai uskup Roma, takhta keuskupan berada di Katedral Santa Maria Maggiore.
- Pemimpin Gereja Katolik Roma: Paus adalah kepala atau pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia. Dia memiliki otoritas tertinggi terutama dalam hal iman dan moral. Sebagai pimpinan Gereja Katolik Roma sedunia, dia berkedudukan di Basilika Santo Petrus Vatikan.
- Paus Kepala Negara Vatikan: Paus juga merupakan kepala negara dari Negara Kota Vatikan, sebuah negara berdaulat yang terletak di dalam Kota Roma.
- Infalibilitas: Umat Katolik percaya bahwa Paus memiliki infalibilitas, yaitu kemampuan untuk tidak salah dalam mengajarkan ajaran iman dan moral saat beliau berbicara ex cathedra, yaitu dengan otoritas tertinggi sebagai pemimpin Gereja. Pengertian ini ditegaskan oleh Lumen Gentium 25 yang berdasar pada Matius 16:18-19, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Kudirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia akan terikat di surga, dan apa yang kau lepaskan di dunia akan terlepas di surga”.
Secara umum, Paus adalah figur sentral dalam Gereja Katolik, yang memegang peran penting dalam kepemimpinan, pengajaran, dan persatuan umat Katolik di seluruh dunia.
Kardinal John Dew (Keuskupan Agung Wellington) berkata bahwa meski Paus Fransiskus tidak sempat menginjakkan kakinya di tanah Aotearoa, tetapi umat Katolik mengingat dan mengaguminya secara luar biasa. Dia adalah model kesederhanaan dan kerendahan hati. Dia memberi perhatian khusus kepada orang-orang miskin, terpinggirkan, imigran, yang rentan dan yang berjuang dengan banyak cara untuk mempertahankan hidup.
Sang kardinal melanjutkan bahwa satu hal yang harus terus kita ingat dan lanjutkan adalah Tahun Yubileum 2025. Legacy terakhir Paus Fransiskus adalah menetapkan tahun ini sebagai Tahun Pengharapan, di mana seluruh umat Katolik menumbuhkan kembali harapan, mengembangkan harapan, dan membagi harapan dalam Kristus. Kita adalah Peziarah Pengharapan.
Maka, mari kita terus menghidupkan harapan itu dalam hati dan hidup kita, sekaligus berbagi harapan yang sama dengan orang yang hampir putus asa dalam hidupnya.
Romo Daniel Sitanggang, OFMCap
Comments
Post a Comment
Silakan berikan komentar