Buletin KKIA Mei 2025

Roh Kudus: Pemenuhan Janji Allah

Bacaan-bacaan hari ini, terutama dari Injil, mengingatkan kita akan janji Yesus kepada para murid-Nya. Bukan janji kekayaan atau kenyamanan, tetapi janji yang jauh lebih bernilai: janji tentang kedatangan Roh Kudus, Sang Penolong, yang akan menyertai mereka setelah Ia tidak lagi hadir secara fisik.
Yesus tahu bahwa setelah kepergian-Nya, para murid akan menghadapi ketakutan, kebingungan, bahkan keraguan. Namun Ia tidak membiarkan mereka sendirian. Dengan penuh kasih, Ia berjanji: “Aku akan mengirimkan Penghibur.” Ini bukan sekadar kata-kata penghiburan, tapi janji Allah yang sungguh digenapi.
Pada hari Pentakosta, janji itu terpenuhi. Roh Kudus turun, dan para murid yang semula takut berubah menjadi pemberita Injil yang penuh kuasa. Tapi kisah itu tidak berhenti di sana. Janji Tuhan tidak terbatas oleh waktu. Roh Kudus yang sama masih hadir dan bekerja hari ini: dalam hati kita, dalam kehidupan Gereja, dan di tengah dunia yang penuh tantangan.
Dalam Kisah Para Rasul diceritakan bahwa ketika terjadi konflik, para pemimpin gereja mencari kehendak Tuhan bersama, lalu berkata: “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami…”
Roh Kudus tidak pernah berhenti bekerja. Ia hadir untuk membimbing, menghibur, dan menuntun kita setiap hari. Yang Tuhan minta dari kita hanyalah satu hal: hati yang terbuka untuk menerima dan bekerjasama dengan-Nya. Tuhan memberkati.

Romo Roy Noeng, CSsR


Apa Yang Bisa Kita Lakukan di Tahun Yubileum ini? 

Kita tahu, Tahun Yubileum 2025 dibuka pada malam Natal (24 Desember 2024) dan berlangsung hingga Epifani (6 Januari 2026). Tahun Yubileum ini menekankan perjalanan iman, terutama harapan yang ditemukan dalam Kristus (Spes non confundit).

Tahun Yubileum adalah waktu yang tepat untuk menyadari dan membarui komitmen rohani serta menjalankan ajaran Gereja dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat beriman, kita dapat melakukan berbagai aktivitas konkret, misalnya:

1. Ziarah ke Gereja Yubileum: Kita dapat melakukan ziarah ke gereja-gereja Yubileum yang ditetapkan oleh Paus atau Uskup lokal. Umumnya, Gereja Katedral didedikasikan sebagai tempat ziarah lokal, di mana umat beriman dapat menemukan porta sancta (pintu suci). Di sana, umat beriman berdoa setelah melewati pintu suci dan meletakkan seluruh pengharapannya dalam Kristus yang adalah Pintu. Ziarah dapat dilakukan secara pribadi, keluarga, komunitas atau kelompok (umur, profesi, dll).

2. Mengikuti Perayaan Sakramen secara lebih intens terutama Ekaristi dan Tobat: Kita mengikuti perayaan Ekaristi secara lebih khusyuk dan penuh iman serta berpartisipasi aktif di dalamnya. Tidak terlalu gampang melewatkan Misa hanya gara-gara hobi, jalan-jalan, atau shopping adalah tanda komitmen kuat pada Ekaristi. Demikian juga dengan Sakramen tobat: datang dengan rendah hati dan mengakukan dosa penuh penyesalan adalah tanda pembaruan diri penuh pengharapan. 

3. Mendoakan Doa Tahun Yubileum: Hal berikut yang bisa kita lakukan adalah mendoakan Doa Tahun Yubileum dengan setia. Doa Tahun Yubileum ini tersedia dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa daerah. Kita tinggal memilih mana yang paling cocok bagi kita. Kita juga dapat mempelajari lagu Yubileum yang indah dan menyanyikannya dalam perayaan Misa komunitas.

4. Perbuatan Baik dan Solidaritas: Tentu ini bukanlah hal yang baru dan melelahkan, tapi kita bisa melakukannya secara lebih bermakna. Kita bisa memberi bantuan kepada orang miskin dan kesusahan tanpa perlu sorotan kamera dan validasi yang lain. Kita juga bisa mengunjungi orang-orang tua yang kesepian di panti-panti jompo, atau disabled people di disabilities centre dan menguatkan mereka.  

5. Berpartisipasi dalam Kegiatan Gereja: Berpartisipasi aktif dalam kegiatan gereja, seperti ambil bagian dalam memperlancar perayaan sakramen, kegiatan sosial, kegiatan pengawalan rohani, dan kegiatan pelayanan. Sebisa mungkin mengalokasikan dana pribadi untuk membantu gereja-gereja miskin. Mewujudkan Tri Tugas Kristus (imam, nabi, raja) dalam kehidupan sehari-hari. 

6. Mendoakan Intensi Paus: Bersedia mendoakan intensi-intensi Paus dalam doa pribadi, keluarga maupun komunitas. Saat Paus mengundang kita untuk mendoakan perdamaian dunia, keadilan sosial, penghargaan hak asasi, kesejahteraan keluarga, misi Gereja di kawasan terpencil, dan hidup berdampingan dalam perbedaan, kiranya kita antusias dan bersedia mendoakannya hingga di level private (doa pribadi dalam kesendirian). 

Semoga dengan beberapa aktivitas dan perbuatan baik ini, Tahun Yubileum 2025 semakin memberi makna yang mendalam bagi kita dan membawa dampak positif bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. 

Romo Daniel Sitanggang, OFMCap

 


Comments

Popular posts from this blog

Foto-Foto Perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 KKIA

Foto-Foto Perayaan Natal KKIA Desember 2024

Perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-79 KKIA